Kamis, 17 September 2009

Balinese People


Bali population based the census on 2001 has reached 3.156.392 and Balinese it self is not stay in Bali Island but also spread out through Indonesian island. Bali race is a group of community banded by the awareness or oneness of culture. The Balinese Traditional is much banded by the social live aspect like conduct the pray in the temple, to place in the certain area together etc. The Balinese were not able to develop and sustain their extremely complex agricultural economy for centuries on end without a very organized community structure

Bali Informations


Bali Island is a small and a part of Indonesia Archipelagos. It is a favorite tourist destination in the world with a lot of fascinations for tourist to come and see the cultures, Balinese life, beautiful coast, mountain, hotels, villas, resort and other. It is a unique island which majority occupied by Balinese Hindu with active and attractive ritual in their life. We can see a lot of the interesting one that we look for in the island from the traditional performance, adventures activities, exciting excursion, beautiful beaches and a lot of more.

Selasa, 15 September 2009

Sejarah Pariwisata Bali


Kalau pada zaman Romawi orang melakukan perjalanan wisata karena kebutuhan praktis, dambaan ingin tahu dan dorongan keagamaan, maka pada zaman Hindu di Nusantara / Indonesia khususnya di Bali telah terjadi pula perjalanan wisata karena dorongan keagamaan.
Perjalanan Rsi Markandiya sekitar abad 8 dari Jawa ke Bali, telah melakukan perjalanan wisata dengan membawa misi-misi keagaman. Demikian pula Empu Kuturan yang mengembangkan konsep Tri Sakti di Bali datang sekitar abad 11 kemudian Dang Hyang Nirartha (Pedanda Sakti Wawu Rawuh) pada abad ke 16 datang ke Bali sebagai misi keagamaan dengan titik berat pada konsep Upacara.
Perjalanan wisata internasional di Bali telah dimulai pada permulaan abad 20 dimana sebelumnya bahwa Bali diketemukan oleh orang Belanda tahun 1579 yaitu oleh ekspedisi (Cornellis de Houtman) dalam perjalanannya mengelilingi dunia untuk mencari rempah-rempah lalu sampai di Indonesia.
Dari Pulau Jawa misi tersebut berlayar menuju ke Timur dan dari kejauhan terlihatlah sebuah pulau yang merimbun. Dikiranya pulau tersebut menghasilkan rempah-rempah. Setelah mereka mendarat, mereka tidak menemukan rempah-rempah. Hanya sebuah kehidupan dengan kebudayaannya yang menurut pandangan mereka sangat unik, tidak pernah dijumpai di tempat lain yang dikunjungi selama mereka mengelilingi dunia, alamnya sangat indah dan mempunyai magnet/daya tarik tersendiri. Pulau ini oleh penduduknya dinamakan Bali. Inilah yang mereka laporkan kepada Raja Belanda pada waktu itu.
Kemudian pada tahun 1920 mulailah wisatawan dari Eropa datang ke Bali. Hal ini terjadi berkat dari kapal-kapal dagang Belanda yaitu KPM (Koninklijke Paketcart Maatsckapy) yang dalam usahanya mencari rempah-rempah ke Indonesia dan juga agar kapal-kapal tersebut mendapat penumpang dalam perjalanannya ke Indonesia lalu mereka memperkenalkan Bali di Eropa sebagai (the Island of God).

Keindahan Pulau Bali

Bali begitu mempesona dunia. Semua orang berusaha untuk datang dan menikmati keindahannya. Nama-nama seperti Kuta, Sanur, Ubud, Bedugul, Kintamani, Tanah Lot, Uluwatu, begitu familiar sampai ke manca negara. Walaupun begitu, orang tidak banyak tahu bahwa Bali masih banyak menyimpan keindahan yang belum di kenal. Salah satunya Bali bagian timur.

Penulis cukup beruntung, diundang oleh Bpk. Anak Agung Jelantik yang masih terhitung keturunan Raja Karangasem untuk bersama-sama merayakan Siwaratri. Salah satu hari bersejarah bagi masyarakat Hindu Bali. Hari dimana Lubdaka suatu ketika harus menginap di hutan. Dia terpaksa harus memanjat pohon, agar tidak dimakan binatang buas. Untuk mempertahankan agar dia tidak tertidur dan jatuh dari pohon, maka dia membaca beberapa lontar karya sastra yang mengandung nilai spiritual yang tinggi.

ImageJadilah, hari Sabtu 24 Januari 2009 penulis diterima Bpk. Anak Agung Jelantik di Taman Ujung Karangasem. Taman air yang indah ini dibangun oleh Raja Karangasem pada tahun 1629. Luasnya 8 Ha. Sudah direnovasi, dan menelan biaya + Rp. 10 Milyar.

Malam itu Bpk. Jelantik mengundang beberapa ahli tembang Bali untuk membacakan lontar tulisan Raja Karangasem terakhir Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem, dan penterjemahnya. Penulis kagum kepada anak muda yang membaca lontar dengan tembang Durma (sayang penulis tidak menanyakan namanya), dan diterjemahkan oleh ahlinya yang sudah berumur. Beberapa kali Bpk. A.A. Jelantik menjelaskan arti dari tembang tsb. Yang paling prinsip adalah bahwa kita berasal dari tidak ada, menjadi ada, dan akan kembali menjadi tidak ada lagi. Sungguh suatu filosofi yang tinggi. Setelah pembacaan selesai, malam itu penulis menginap di Taman Ujung. Di salah satu ruangan yang diperuntukkan bagi tamu raja. Wah, jadi merasa spesial banget dah.

Yang cukup istimewa, kami sempat diajak menyaksikan Tari Cak versi Karangasem. Bpk. Anak Agung Jelantik mengatakan sedang berusaha menggalang dan membentuk grup Tari Cak yang akan ditampilkan secara periodik. Usaha ini mudah2an akan menarik semakin banyak wisatawan ke Karangasem. Selain melihat Taman Ujung, Taman Tirta Gangga dan Puri Karangasem, wisatawan akan memiliki atraksi lain yang cukup menarik untuk disaksikan.

Senin, 14 September 2009

Bali - Pulau Dewata

Bali merupakan sebuah pulau di Indonesia, sekaligus menjadi salah satu provinsi Indonesia. Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota Bali adalah Denpasar, yang terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal sebagai Pulau Dewata.